Sabtu, 05 Mei 2012

PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN YANG TEPAT


1.         Pendahuluan
1.1       Latar Belakang
Bangsa Indonesia mempunyai perhatian besar terhadap terciptanya masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana termuat dalam alinea keempat Undang-Undang Dasar 1945. Program-program pembangunan yang dilaksanakan selama ini selalu memberikan perhatian besar terhadap upaya pengentasan kemiskinan karena pada dasarnya pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian, masalah kemiskinan sampai saat ini terus-menerus menjadi masalah yang berkepanjangan.
Perhatian pemerintah terhadap pengentasan kemiskinan pada pemerintahan reformasi terlihat lebih besar setelah terjadinya krisis ekonomi. Meskipun demikian, jumlah penduduk miskin di Indonesia sampai tahun 2010 mengalami kenaikan sebanyak 200.000 penduduk menjadi 32,7 juta dibandingkan tahun 2009 yang mencapai 32,5 juta. Peningkatan jumlah kemiskinan di Indonesia ini sangat memprihatinkan. Setiap tahun meningkat dan ini akan berdampak sangat buruk untuk rakyat Indonesia.
Upaya pemerintah untuk mengatasi kemiskinan telah dilakukan, tetapi hasilnya tetap sama, bahkan terjadi peningkatan. Ada dua kondisi yang bisa menyebabkan kemiskinan yaitu kemiskinan terjadi karena adanya bencana alam, itu bisa membuat para korban bencana alam tersebut kehilangan harta bendanya. Penyebab berikutnya adalah kemiskinan yang disebabkan oleh para koruptor yang telah menggelapkan uang rakyat, seharusnya uang tersebut diberikan untuk rakyat agar bisa membuka lapangan pekerjaan dan nantinya untuk mendapatkan penghasilan, namun pada kenyataannya orang-orang yang tidak bertanggung jawab tersebut menggunakan untuk kepentingan pribadi.
1.2       Rumusan Masalah
Penulis akan membuat rumusan masalah di antaranya sebagai berikut :
1.    mengapa kemiskinan di Indonesia menjadi masalah berkelanjutan?
2.   program-program apa yang bisa dicapai untuk mengentaskan kemiskinan?

1.3       Tujuan Penulisan
Tujuan program pengentasan kemiskinan adalah :
1.    untuk mengetahui masalah kemiskinan di Indonesia
2.    mencari solusi yang tepat terkait dengan masalah kemiskinan

1.4       Manfaat Penulisan
Manfaat program pengentasan kemiskinan adalah :
1.    dapat  memecahkan permasalahan tentang kemiskinan di Indonesia
2.    memupuk rasa kepedulian terhadap masalah-masalah kemiskinan yang ada di sekitar       kita






2.         Pembahasan
2.1       Masalah kemiskinan yang berkelanjutan di Indonesia
Permasalahan kemiskinan yang berkelanjutan di Indonesia disebabkan oleh dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Pertama, program-program penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin. Hal itu antara lain, berupa beras untuk rakyat miskin dan program jaring pengaman sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya seperti ini akan sulit menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada karena sifat bantuan tidak untuk pemberdayaan, tetapi dapat menimbulkan ketergantungan. Program-program bantuan yang berorientasi pada kedermawanan pemerintah justru dapat memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin. Program bantuan untuk orang miskin seharusnya lebih difokuskan untuk menumbuhkan budaya ekonomi produktif dan mampu membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen. Di lain pihak, program-program bantuan sosial ini juga dapat menimbulkan korupsi dalam penyalurannya. Akan lebih baik dana bantuan tersebut langsung digunakan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, seperti dibebaskannya biaya sekolah seperti sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) serta dibebaskannya biaya-biaya pengobatan di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
Faktor kedua yang dapat mengakibatkan gagalnya program penanggulangan kemiskinan adalah kurangnya pemahaman berbagai pihak tentang penyebab kemiskinan itu sendiri sehingga, program pembangunan yang ada tidak didasarkan pada isu-isu kemiskinan yang penyebabnya berbeda-beda secara lokal. Data dan informasi yang digunakan untuk program-program penanggulangan kemiskinan selama ini adalah data makro hasil Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas) oleh BPS. Selain itu data mikro hasil pendaftaran keluarga prasejahtera dan sejahtera oleh BKKBN. Kedua data ini pada dasarnya ditujukan untuk kepentingan perencanaan nasional yang sentralistik dengan asumsi yang menekankan pada keseragaman dan fokus pada indikator dampak. Data dan informasi seperti ini tidak akan dapat mencerminkan tingkat keragaman dan kompleksitas yang ada di Indonesia sebagai negara besar yang mencakup banyak wilayah yang sangat berbeda baik dari segi ekologi, organisasi sosial, sifat budaya maupun bentuk ekonomi yang berlaku secara lokal.
2.2       Program-program yang bisa dicapai untuk pengentasan kemiskinan
Program pengentasan kemiskinan hendaknya melahirkan masyarakat atau individu yang mandiri, kreatif, inovatif, dan produktif. Dengan demikian masyarakat atau individu dapat mencari peluang-peluang usaha untuk meningkatkan pendapatannya. Ketika terjadi berbagai krisis, masyarakat atau individu yang mandiri akan mampu mengatasi dengan kreasi dan produktivitas.
Prof. Dr. Ir. Sunarru Samsi Hariadi, Ketua Program Doktor dan Master Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan UGM mengatakan penggusuran usaha kecil dipinggir jalan tidak seharusnya dilakukan tanpa adanya solusi peningkatan para pedagangnya. Beliau juga mengatakan salah satu langkah agar tujuan tersebut dapat tercapai adalah perlu dilakukan pendekatan berupa penyuluhan atau pembimbingan dialogis dengan cara dialektika. Pembimbingan cara ini bersifat terbuka dan komunikatif dengan dialog sebagai cara untuk menyelidiki suatu masalah yang dihadapi masyarakat dan kemudian mencari solusinya. Dalam kesempatan tersebut, beliau mencontohkan Kelompok Tani Wanita “Menur” di Desa Wareng-Wonosari, Gunung Kidul yang dinilai sebagai masyarakat kreatif dan produktif. Ketika lahan pertanian sempit dan kurang subur serta tidak mencukupi kebutuhan hidup keluarga, para bapak tani lantas bekerja di luar pertanian (dagang, buruh, dan tukang). Lahan pertanian kemudian diambil alih dan dikelola oleh para ibu tani. Mereka membentuk kelompok dengan berbagai kegiatan, seperti mengelola pertanian, koperasi, lumbung pangan kelompok, dan industri rumah tangga. Dari kegiatan diversifikasi pekerjaan masyarakat ini menghasilkan peningkatan pendapatan keluarga yang mampu mengentaskan dari kemiskinan,
Sementara itu dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Catur Sugyanto, Ph.D mengatakan bahwa pada saat masih terjadi pengangguran dan tingkat kemiskinan yang bertambah maka peran pemerintah dibutuhkan, khususnya untuk membantu masyarakat miskin dalam mengakses pendidikan dan kesehatan. Terbukanya akses orang miskin terhadap pendidikan dan kesehatan diharapkan mampu meningkatkan ke taraf hidup yang lebih baik. Dalam jangka panjang, keadaan ini akan membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah orang miskin. Di sisi lain Catur menambahkan, kualitas sumber daya manusia terbukti menjadi faktor pemacu pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Sementara itu implementasi kebijakan desentralisasi sejak tahun 2001 kemungkinan berdampak pada masih rendahnya kualitas pendidikan karena prioritas anggaran yang tidak sesuai. Beliau mencontohkan masih rendahnya Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk semua umur di NTB yang masih di bawah rata-rata nasional.







3.         Penutup
3.1       Kesimpulan
            Program pengentasan kemiskinan semestinya hanyalah satu bagian dari upaya kita bersama untuk mengentaskan kemiskinan, karena banyak faktor yang menjadi penyebab kemiskinan dalam masyarakat kita. Di antaranya adalah budaya kerja keras yang belum mengakar kuat dalam masyarakat kita. Di samping itu, persoalan lain yang tentunya perlu mendapat pembenahan.
Program pengentasan kemiskinan ini juga harus dipandang sebagai sebuah upaya mendorong bangkitnya mentalitas masyarakat pekerja keras dan bukan dipandang semata sebagai proyek bagi-bagi uang. Jika itu yang terjadi maka, akan sangat wajar jika program pengentasan kemiskinan akan jalan di tempat dari satu pemerintahan ke pemerintahan lainnya.
Hal yang semestinya kita lakukan bersama adalah mendukung program ini secara benar. Baik oleh pelaksana di tingkat pemerintahan maupun oleh masyarakat yang menjadi stakeholder. Karena tanpa sinergis kedua elemen bangsa ini, maka pengentasan kemiskinan akan sulit dicapai.
3.2       Saran
Penulis berharap dengan program pengentasan kemiskinan yang telah ditulis bisa dijadikan solusi yang tepat terkait dengan masalah kemiskinan di Indonesia. Diharapkan kepada masyarakat dan pemerintah agar dapat bekerjasama melaksanakan program pengentasan kemiskinan demi mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
Ritonga, H. 2010. Kemiskinan Berkelanjutan di Indonesia. http: // www.kompas.com.
Diakses tanggal 19 Desember 2010.
Hermawan, H. 2010. Masalah Kemiskinan di Indonesia. http: // www.skyrider27zone.com. Diakses tanggal 19 Desember 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar